Jumat, 29 Januari 2016

Tugas I TIK Pasca Sarjana UNISMA 2016

IMPLEMENTASI TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)


DI MADRASAH IBTIDAIYAH BIDAYATUSSABIYL


CIKARANG - BEKASI




Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pada

Mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan



Dosen: Dr. WIDYO WINARSO, M.Pd.














Disusun Oleh:

AWAN MULYADI









SEMESTER 2 MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM “45” BEKASI

2015





KATA PENGANTAR


الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الانبياء والمرسلين سيدنا ومولانا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين. أما بعد

Rasa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkah rahmat, taufik, dan hidayah-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan tugas MAKALAH ini. Shalawat serta salam semoga tercurah ke haribaan Nabi Besar Muhammad SAW, juga kepada keluarga, para sahabat dan segenap pengikut beliau hingga akhir zaman, Amin ya rabbal ‘alamien

Penulisan tugas Makalah yang berjudul Implementasi TIK Di Madrasah Ibtidaiyah Bidayatussabiyl Cikarang - Bekasi ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, dengan dosen pengasuh Dr. Widyo Winarso, M.Pd., dan penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan.

Penyusunan tugas Makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu segala kritik dan saran sangat di harapkan demi kesempurnaan tugas ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.





Bekasi, Desember 2015



Awan Mulyadi, M.Pd.I






BAB I


PENDAHULUAN




A. LATAR BELAKANG

Kini teknnologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Walaupun pada umumnya berada pada tataran konsumen atau pemakai, namun keadaannya masih kalah jauh dari negara-negara tetangga, tetapi Indonesia tidak luput dari pengaruh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa jenjang sekolah, khususnya pada tingkat sekolah menengah atas (SLTA) sederejat dan sekolah menengah pertama (SLTP) dan sederajat, termasuk juga sebagian kecil sekolah dasar, kini para siswa telah diberi sebuah mata pelajaran yang berhubugan dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIKOM), sehingga diharapkan para siswa setidaknya sudah tidak asing dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, dan tidak kalah pentingnya adalah guru harus mumpuni dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain.

Dengan demikian keharusan guru dalam mendorong dan mendukung siswa kearah kreatif pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan. Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan demi keseimbangan penguasaan dan pengemasan informasi yang bakal dihadapkan dan disajikan kepada siswanya. Karena ada kemungkinanan siswa telah memahami lebih jauh satu persoalan dari pada gurunya. Berangkat dari hal tersebut nampaknya kita harus ingat sebuah pesan Nabi Muhammad SAW ”ajarilah anak-anakmu sesuai dengan jamanya dan bukan jaman mu”.

Kondisi guru yang sebagaian besar masih belum optimal, bahkan masih banyak yang belum dapat memanfaatkan kemajuan TIK atau dengan perkataan lain masih gagap, kondisi ini perlu dicari penyebabnya dan solusi yang terbaik, khususnya bagi para penentu kebijakan pendidikan. Tulisan ini akan menggali dari satu Yayasan Pendidikan Islam “Bidayatussabiyl” dalam hal ini Madarasah Ibtidaiyah yang menurut sebagian maysrakat Indonesia masih dianggap kuno alias ketinggalan jaman. Hasil analisa dalam tulisan ini diharapkan dapat mendapat gambaran yang jelas sehingga diperoleh pemahaman yang benar mengenai kondisi guru kaitannya dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan juga dalam kegiatan lain yang meliputi: (1) sarana-prasarana, fasilitas, dan perangkat; (2) kebijakan pimpinan sekolah dan pimpinan lembaga terkait; (3) kemampuan dan kecakapan dalam pemanfaatan TIK; (4) pendidikan dan pelatihan, kursus yang telah dimiliki guru; dan (5) berbagai kendala yang dialami para guru dalam pemanfaatan TIK. Para penentu kebijakan pendidikan seharusnya sangat berkepentingan atas berbagai informasi tentang kondisi guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran dan kegiatan lain, mengingat otoritas yang dimiliknya dapat mengubah kondisi yang baik menjadi kondisi yang lebih baik. Sementara guru dengan informasi ini dapat menempatkan dan mengkondisikan dirinya sesegera mungkin untuk beradaptasi, paling tidak mengubah sikap dan perilaku untuk berkembang ke arah yang lebih baik.



B. RUMUSAN MASALAH

Berbagai masalah yang ada pada latar bekang di atas, penulis akan merumuskan masalah yang akan dibahas dalam tulisan adalah:
Sejauh mana ketersediaan sarana dan prarana, fasilitas, dan perangkat dalam mendukung pemanfaatan TIK bagi guru di MI Bidayatatussabiyl Cikarang - Bekasi ?
Seberapa tinggi tingkat penguasan dan kecakapan guru dalam penggunaan atau pemanfaatan TIK bagi guru MI Bidayatatussabiyl Cikarang - Bekasi ?
Kebijakan dan upaya apa saja yang telah dilakukan oleh pimpinan sekolah dan pimpinan instansi terkait dalam penentukan kebijakan untuk mendukung pe-manfaatan TIK bagi guru MI Bidayatatussabiyl Cikarang – Bekasi ?
Faktor-faktor apa yang menjadi kendala guru dalam pemanfaatan TIK ?


BAB II

PEMBAHASAN




A. IMPLEMENTASI TIK DI MI BIDAYATUSSABIYL

Berdasarkan studi lapangan di MIS Bidayatussabiyl yang beralamat di Kp. Jati Rt.004/005 Ds. Cikarang Kota Kec. Cikarang Utara Kab. Bekasi tentang TIK, maka penulis dapat sampaikan bahwa dalam sarana TIK yang dimilki sekolah antara lain :

1. Komputer 1 (satu) unit

2. Printer

3. Perangkat Wi-Fi Free

4. Laptop mayoritas guru memilikinya

5. 2 (dua) unit Infocus/Proyektor.

a. Administrasi Pembelajaran

Berdasarkan hasil Pembinaan dari Inspektorat Jenderal Kemenag R.I. terkait Administrasi Guru Yang Harus dilengkapi khususnya Guru Yang Sudah Memiliki Sertifikat Pendidik (Sertifikasi).

KOMPONEN ADMINISTRASI GURU

Seorang guru dituntut untuk memiliki profesionalitas yang tinggi terutama guru yang sudah memiliki sertifikat guru. Selain harus mempunyai beban mengajar 24 jam tatap muka setiap minggu, seorang guru juga dituntut memiliki perangkat administrasi guru sekurang-kurangnya memiliki 27 perangkat administrasi yang terdiri dari 24 perangkat utama dan 3 perangkat tambahan.

Masing-masing perangkat itu adalah:

1) Silabus
2) Kalender Pendidikan
3) ProgramTahunan (Prota)
4) Program Semester (Promes)
5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
6) Rencana Pelaksanaan Harian (RPH)
7) Buku Pelaksanaan Harian (BPH)
8) Presensi Siswa
9) Catatan Hambatan Belajar Siswa
10) Daftar Buku Pegangan Guru dan Siswa
11) Analisis KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)
12) Kisi-kisi Soal
13) Soal-soal Ulangan
14) Buku Informasi Penilaian
15) Analisis Butir Soal
16) Analisis Hasil Ulangan
17) Program/Pelaksanaan Perbaikan
18) Program/Pelaksanaan Pengayaan
19) Daftar Pengembalian Hasil Ulangan
20) Buku Ulangan Bergilir
21) Daftar Nilai
22) Laporan Penilaian Akhlak Mulia dan Kepribadian Siswa
23) Buku Tugas Terstruktur
24) Buku Tugas Mandiri
25) SK Pembagian Tugas
26) Mengisi Buku Kemajuan Kelas dan
27) Jadwal Mengajar.


Adapun masing-masing guru untuk mempermudah kerja dan menyajikan data maupun menginformasikan data menggunakan aplikasi Microsoft Word dan Microsoft Excel. (Sampel terlampir pada file terpisah)



b. Administrasi Kelas

Kelas adalah sebuah ruang dilembaga pendidikan yang merupakan wadah tempat terjadinya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sehingga terjadilah perubahan tingkah laku. Agar pelaksanaan kegiatannya berjalan sesuai dengan tujuan, maka diperlukan pendataan terhadap seluruh komponen pembelajaran untuk diolah, dan dilaporkan hasilnya kepada kepala sekolah yaitu berupa administrasi kelas. Dengan administrasi / pengelolaan kelas yang baik dan menarik dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik, yang memungkinkan tercapainya hasil yang baik pula, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan secara maksimal. Kemendiknas menyebutkan 8 aspek pengelolaan kelas, yaitu:

a. Mengecek kehadiran siswa

b. Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa, memeriksa, dan menilai pekerjaan siswa tersebut.

c. Pendistribusian bahan dan alat

d. Mengumpulkan informasi dari siswa

e. Mencatat data siswa

f. Pemeliharaan arsip

g. Menyampaikan materi pembelajaran

h. Memberikan tugas/PR

Bidang garapan administrasi pendidikan, merupakan kegiatan catat mencatat (recording) dan lapor melapor (reporting) seluruh komponen kegiatan yang dilaksanakan didialam kelas, yang meliputi:

1. Memiliki daftar kelas

2. Memiliki daftar hadir peserta didik

3. Memiliki papan absen harian peserta didik

4. Memiliki grafik absen

5. Memiliki buku mutasi peserta didik

6. Memiliki buku penerimaan rapor

7. Memiliki daftar inventaris kelas

8. Memiliki denah kelas

9. Memiliki catatan prestasi peserta didik (akademik, non akademik)

10. Memiliki buku tamu

11. Memiliki catatan perkembangan kepribadian peserta didik

12. Memiliki buku catatan perkembangan kesehatan peserta didik

Untuk urusan administrasi kelas para guru di MI Bidayatussabiyl menggunakan Aplikasi Excel yang telah disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. (Terlampir pada file terpisah).



B. Kendala-kendala Guru Dalam Pemanfaatan TIK

Adapun yang menjadi kendala dalam pemanfaatan TIK di MI Bidayatussabiyl sebagai berikut :

a. Kapasitas / kecepatan wi-fi yang masih terbatas, sehingga jika berbarengan penggunaanya akan menjadi “lola” (loading lama)

b. 2 (dua) orang guru masih gaptek karena factor usia, sehingga memperlambat kerja guru-guru lain.

c. Mayoritas guru belum mahir excel

d. Penggunaan infocus/proyektor yang belum efektif , karena belum tersedianya ruangan khusus media belajar.




BAB III


KESIMPULAN




Implementasi di MIS Bidayatussabiyl sudah sangat mengembirakan, hal itu dapat dibuktikan dengan semakin terbukanya mind set guru-guru terhadap hal-hal yang baru seperti perkembangan teknologi informatika yang telah mendunia sepeti saat ini, selain administrasi yang rapih mereka terbawa arus positif penggunaan media / teknologi dalam pendidikan. Sungguhpun demikian karena satu lain halnya masih ada pula guru yang masih kolot pemikirannya, penulis maklum karena memang tidak semua guru mengikuti perkembangan jaman.



Adapun mengapa penulis memisahkan lampiran di file (Folder) yang berbeda adalah dengan alasan bahwa :
Supaya tidak terjadi perubahan penyajian data
Praktis sesuai dengan kebutuhannya, karena bila digabungkan dalam satu makalah ini akan banyak sekali halaman yang acak.



Akhir kata saya mohon dibukakan pintu maaf bila masih ada kekeliruan dalam memenuhi tugas dari bapak dosen. Terima Kasih




Lampiran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar